Cari Blog Ini

Jumat, 25 November 2011

KUTEMUKAN CINTAKU DI LAMPU MERAH by Indah Young

Di sebuah Desa, hiduplah sepasang suami isteri yang kehidupannya sangat sederhana dengan dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Rose. Saat Rose berumur 2 bulan, Ayahnya terserang penyakit jantung dan akhirnya meninggal. Kini Rose hanya hidup bersama ibunya hingga ia berumur 18 tahun.
Disuatu pagi yang hening, Rose duduk di teras rumahnya seakan sedang memikirkan sesuatu. Melihat Rose yang termenung, Ibunya langsung menghampirinya dan menanyakan apa yang sedang Ia pikirkan. Rose mengatakan kalau ia harus membantu ibunya bekerja karena beberapa hari lagi ia harus membayar biaya Sekolahnya dan akan ujian. Namun, ibunya tidak mengizinkannya karena ia harus kesekolah. Rose terpaksa harus ke sekolah saat itu walaupun ia ingin sekali membantu ibunya bekerja. Rose pun berpamitan untuk ke sekolah sedang ibunya ke rumah pa lurah untuk bekerja.
Ketika Rose pulang sekolah, ia langsung masuk kamar untuk mengganti pakaiannya. Namun, beberapa saat kemudian, ia mendengar suara batuk dan ternyata ibunya. Ia membuka pintu dan memluk ibunya dengat hangat.
Ibu Rose    :  nak, ini uang untuk pembayaran di sekolahmu, tadi Pa lurah sudah memberikan gaji ibu.
Rose            :  Beneran bu’? syukurlah kalau gitu, tapi sepertinya muka ibu pucat sekali, ibu istirahat saja dulu di kamar ya bu’ ? ayo bu’ rose antar ke kamar!
Rose kemudian memegang tangan ibunya yang lemah dan menuntunnya ketempat tidur. Namun tiba-tiba ibunya batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Rose sangat terkejut dan langsung meminta izin kepada ibunya untuk ke apotik yang lumayan jauh dari rumahnya. Sambil meneteskan airmatanya, Rose berusaha secepat mungkin ia bisa sampai di apotik dam membelikan obat untuk ibunya. Setelah ia membeli obat tersebut, Ia kembali ke rumahnya dengan nafas terengah-engah. Tanpa beristirahat, ia langsung ke kamar dan menyuruh ibunya untuk meminum obat.
Rose          :  Bu’, ayo bu’ diminum obatnya! (Sambil mengambilkan airminum untuk ibunya).
Karena posisi tidur ibunya yang membelakanginya, Ia tidak berfikir sesuatu hal yang buruk. Namun, karena ibunya tidak menjawab, ia langsung membangunkannya dan ternyata, tubuh ibunya telah terasa dingin dan ia mulai merasakan sesuatu hal yang berbeda saat itu. Airmatanya jatuh dan memanggil nama ibunya kembali.
Rose          :  Bu’, ibu ko’ ngg’jawab aku bu’? (sambil menangis karena ia tahu kalau ibunya telah meninggal. Ia hanya belum bisa menerima itu karena ia tidak tau harus hidup dengan siapa).
Rose menangis sambil memanggil – manggil nama ibunya. Ia tidak sanggup kalau harus berpisah dengan ibunya. Karena terdengar suara tangisannya oleh tetangga, Tetangga yang berada di dekat rumahnya pun datang yang kemudian membantu memakamkan ibunya.
Setelah ujian, Rose langsung ke Kota untuk mencari pekerjaan. Tapi untuk awalnya, ia hanya menjadi pengamen. Beberapa menit kemudian, lampu merah menyala dan Rose langsung menghampiri mobil yang berwarna biru dan memberi salam.
Rose          :  Permisi mas! (kemudian menyanyikan sebuah lagu).
Pemilik mobil itu bernama Jack dan ia hanya mendengarkan nyanyian si Rose tanpa membalikkan wajahnya. Namun setelah Rose bernyanyi, ia membalikkan wajahnya dan memberinya uang. Jack juga tidak lupa mengucapkan terimakasih pada Rose. Jantung Rose tiba-tiba berdetak sangat keras, dan seakan-akan tidak ingin beranjak dari tempat itu. Ia terpesona dengan kegagahan Jack dan menatap Jack hingga Jack heran dengan tatapan Rose yang begitu lama. Jack kemudian berkata “hai” yang membuat Rose kaget dam malu. Rose keudian berkata “maaf mas!, terimakasih” sambil melihat lampu hijau telah menyala yang membuat ia harus meninggalkan mobil itu.
Suatu malam ketika Rose mengamen di sebuah rumah makan kecil di pinggir jalan, ia tabrakan dengan seorang cowok yang ternyata Jack. Ia sangat terkejut dan berfikir apa Tuhan telah menjodohkan ia dengan Cowok itu karena ia bisa bertemu dengannya lagi. Tidak bisa dibayangkan betapa bahagianya Rose saat itu. Rose juga berpikir kalau Cowok itu pasti orangnya baik karena walaupun ia orang kaya, ia mau makan di tempat yang sesederhana itu.
Jack         :  ow maaf, sepertinya aku pernah bertemu denganmu?
Rose          :  Yeah, waktu di lampu merah itu kan ?
Jack         :  benar, ngg’ nyangka ya kita bisa bertemu lagi. Oya, boleh ngg’ kita makan sambil ngobrol-ngobrol?
Rose yang mendengar ajakan Jack sangat tidak percaya tapi senang. Ia pun mau diajak makan bersama Jack. Setelah memesan makanan, mereka mulai saling mengenal satu sama lain.
Jack         :  Nama kamu siapa?
Rose          :  Aku Rose, kamu?
Jack         :  Aku Jack. Oya, kalau boleh tau, kamu kenapa ngamen?
Rose          :  (dengan raut wajah yang sedih seakan teringat kembali apa yang ia baru saja alami di kampungnya)  Aku sudah ngg’ punya siapa-siapa lagi. Orangtuku dua-duanya udah meninggal. Makanya, setelah ujian, aku kesini untuk mencari pekerjaan.
Jack         :  oh, maaf aku sudah membuat mu sedih.
Rose          :  ngg’ apa-apa ko’. Kamu kayaknya anak orang kaya ya? Tapi ko’ mau sih berteman ama aku?
Jack         :  Emangnya salah ya? Kita kan g’boleh milih-milih dalam berteman, yang penting orangnya baik. Oya, gimana kalau kamu tinggal di rumah aku aja?
Rose          :  (dengan terkejut dan tidak percaya) apa? Apa kamu bercanda? Saya pikir kamu terlalu cepat percaya ama aku.
Jack         :  yeah, saya serius karena saya piker kalau kamu adalah wanita yang baik. Dan aku piker ibuku pasti senang karena kita hanya tinggal berdua di rumah. Gimana? Ayo dong?
Rose          :  umm,,,, oke deh aku mau.
Jack         :  gitu donk, makasih . (sambil mengajak Rose masuk ke mobilnya).
Setibanya di rumah Jack, Ibu Jack menyambutnya dengan baik dan itu membuat hati Rose lega. Jack memperkenalkan Rose pada ibunya dan Ibu Jack pun mengantarkan Rose ke kamarnya. Beberapa hari di rumah Jack, Rose merasa sangat nyaman dan sudah sangat akrab dengan ibu Jack, dimana Ibu Jack juga sangat baik pada Rose.
Suatu malam, Ibu Jack masuk ke kamar Jack dan menanyakan tentang Rose. Saat itu, kebetulan Jack belum tidur. Ibu Jack bertanya kepada jack kenapa pada saat makan malam, tidak ada Jack dan Rose.  Jack bilang kalau ia dan Rose pergi makan malam dan sebenarnya ingin meminta izin kepada ibunya , tapi ibunya tidak ada. Lalu Ibu Jack menghampiri Jack lebih dekat dan berbicara dengan nada suara yang lebih rendah kalau ia ingin sebelum ia meninggal, Jack bisa memperkenalkan calon isterinya yang kelak akan menjadi isterinya kepada Ibunya. Jack yang mendengar itu, langsung meresponnya dan mengatakan kalau itu pasti dan mungkin tidak akan lama lagi. Ibunya sangat bahagia mendengarnya dan penasaran siapa wanita itu. Jack belum memberitahukan ibunya dan ia ingin itu menjadi surprise untuk ibunya. Namun, ibu nya jujur kalau dia suka ama Rose dan menginginkan Jack bias menilai Rose. Jack kaget menengarnya namun terharu karena ternyata Ibunya juga menyukai Rose sesuai dengan apa yang ia inginkan. Jack pun jujur kepada ibunya kalau selama ini dia mencintai Rose dan Rose lah wanita yang ingin ia perkenalkan kepada ibunya. Ibunya tersenyum bahagia dan menyuruh Jack untuk melamar Rose.
        Ke esokan harinya, Jack mengajak Rose ke pantai dengan alasan melihat=lihat pemandangan pantai. Setelah itu, Jack mulai serius dengan tujuan utamanya. Jack menghampiri Rose dan mengatakan kepada Rose kalau ada sesuatu yang ingin ia ungkapkan pada Rose lewat sebuah puisi dan Rose akan menjawab pertanyaan yang ada di puisi tersebut. Rose pun setuju dan menyuruh Jack membaca puisi tersebut.
Jack         :  Saat yang kunantikan
Kini telah datang
Disaksikan oleh keindahan alam
Dan kegembiraan gelombang air laut
Yang ikut merayakan kebahagiaan kita
Wahai pujaanku!
Adakah ruang kosong untukku dihatimu?
Maukah engkau menjadi Kekasihku
Hingga akhir hidupku?
Aku mencintaimu <3
Rose yang mendengarnya meneteskan airmata karena terharu dan sangat bahagia. Ia mengatakan kalau ia juga mencintainya sejak pertamakali ia bertemu dengannya di lampu merah. Jack pun terharu mendengarnya dan mereka pun pulang ke rumah. Jack memberitahu ibunya kalau ia dan Rose akan segere menikah. Sejak itu, mereka pun hidup bahagia, menjadi keluarga yang bahagia walaupun ibu Jack meninggal sebulan setelah pernikahan mereka.                                                


Tidak ada komentar:

Posting Komentar